Viviani Adriel
Kisah Vivi Lulus Langsung Direkrut Industri
Viviani Adriel, panggilannya Vivi. Alumni Program Studi D-3 Penerbitan ini pada semester V mengikuti Praktik Industri di Penerbit Buku Kompas. Magang selama tiga bulan itu ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mencari ilmu dan pengalaman. Industri tempat ia praktik itu pun sesuai dengan passion-nya yakni dunia buku. Gadis yang hobi baca, menulis, dan mendengarkan musik ini bak menemukan rumah keduanya. Ia menikmati magang itu. Membaca, mengedit, menulis menjadi makanannya sehari-hari. Hingga tak terasa, tiga bulan serasa berjalan begitu cepat. Ia harus kembali ke kampus untuk menyelesaikan Tugas Akhir studinya.
Usai magang, ia harus bekerja keras merampungkan produk buku anak yang berjudul “Lets Go, Koni!” dan melaporkannya dalam sidang Tugas Akhir. Pada sidang itu ia mengangkat Tugas Akhir berjudul “Penerjemahan Picture Book Bilingual Lets Go Koni (Ayo Koni)! dengan Memperhatikan Aspek Kewajaran”. Baginya, Tugas Akhir ini seperti ‘monumen’ yang selama ini ia bangun. Sebelumnya, ia memang aktif mengikuti organisasi dan kejuaran di bidang penulisan dan bahasa Inggris. Pada semester III ia aktif menjadi reporter di Pers Kampus Majalah Ketik, pada semester 4 ia berhasil menjadi juara News Casting Competition in National Polytechnic English Olympics, pada semester 5 ia berhasil menjadi pemenang insentif Program Kreativitas Mahasiswa bidang Artikel Ilmiah (PKM-AI) dari Kemenristekdikti, dan pada akhir studi menjelang kelulusannya ia berhasil menjadi peserta Taiwan Cultural Creative Camp in Product Design di Dayeh University, Taiwan.
Alhasil pada wisuda ia dinobatkan sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi dengan angka 3,87. Sebelumnya, ia juga menjadi Juara I dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat Polimedia dan melaju di tingkat nasional. Keberhasilan demi keberhasilan terus diraih Vivi. Tak terkecuali setelah lulus kuliah, ia ditawari langsung bekerja di Penerbit Buku Kompas sebagai copyeditor. Saat dikunjungi Pusat Karier di kantornya di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Pusat , ia menceritakan pengalaman serunya selama menjadi editor muda di Kompas.
Menurut penuturannya, menjadi editor itu asyik karena kita bisa belajar banyak hal. Secara tidak langsung, kita jadi tahu berbagai ilmu beserta ulasan di dalamnya. “Yang asik lagi setiap selesai editing, biasanya ada selebrasi merayakan penerbitan buku itu melalui acara bedah buku. Oh ya, selain itu asyiknya juga karena kita jadi tahu isi buku itu duluan dahulu daripada orang lain, terlebih buku itu menarik dari sisi kontennya, seperti yang baru saja saya kerjakan ini,” ujarnya seraya menunjukkan buku berjudul “Revolusi Diplomasi Diaspora” yang ditulis Taomo Zhou, seorang Associate Professor National University Singapore (NUS). (Byu)
Posted By Viviani Adriel, 21 Nov 2019